Perkembangan wakaf tidak hanya terjadi pada negara – negara Muslim saja tetapi juga pada negara sekuler seperti Singapura. Dengan tipologi sekulernya bukanlah menjadi suatu permasalahan untuk bisa tumbuh dan berkembang dalam pengembangan agama Islam. Meskipun secara konsep di Singapura negara sekuler adalah negara yang tidak mendukung orang beragama maupun orang yang tidak beragama. Negara sekuler juga dideskripsikan sebagai negara yang mencegah agama ikut campur dalam masalah pemerintahan, dan mencegah agama menguasai pemerintahan atau kekuatan politik serta ekonomi. Namun demikian, dibalik sistem yang sekuler tersebut, Islam mampu berkembang dengan baik di Singapura termasuk dalam bidang pengelolaan wakaf.
Dengan berkembangnya Wakaf di Singapura mampu berperan besar dalam berbagai sektor. Sektor yang terdampak diantaranya sektor pendidikan, tempat ibadah, bidang sosial kemasyarakatan, bidang kesehatan, bidang pendidikan, fasilitas umum, dan pengembangan ekonomi. Pengelolaan wakaf dilakukan dengan menerapkan pola pengelolaan yang lebih terbuka, bebas, professional dengan prinsip pengembangan nilai guna harta wakaf (prinsip wakaf produktif) dengan tetap mentaati ketentuan dan menjaga syari’at Islam.
Sejarah telah mencatat bahwa wakaf telah dipraktikkan di Singapura sejak awal pendirian negara Singapura. Perkembangan wakaf di Singapura sangat dipengaruhi oleh para imigran yang berasal dari Tarim – Hadramaut (Yaman), mereka datang ke Singapura bertepatan dengan awal pendirian Negara Singapura tahun 1819. Mereka merupakan para saudagar kaya raya yang sukses mengembangkan bisnisnya di Palembang – Indonesia. Diantarannya yang terkenal adalah keluarga Syed Omar Sharif Ali bin Al Junied, Alkaff, dan Alsagoff yang telah berkontribusi dalam pembangunan sekolah, rumah, dan fasilitas lainnya yang menunjang bagi komunitas mereka. Khususnya Syed Omar Sharif Ali bin Al Junied, beliau telah berkontribusi dalam perkembangan awal Singapura baik dalam urusan perdagangan maupun dalam keterlibatannya dalam bidang sosial.
Sumber: Heve Life
Pada tahun 1820 beliau mewakafkan tanahnya yang terletak di tepi selatan Sungai Singapura, tepatnya berada di Keng Cheow jalan off Havelock Road dan kemudian beliau mendirikan sebuah Masjid yang diberi nama Masjid Omar Kampong Melaka. Masjid ini merupakan masjid pertama sekaligus tempat ibadah pertama yang dibangun di Singapura. Masjid yang berada ditengah-tengah pemukiman Cina ini sekarang memiliki kapasitas 1.000 orang jamaah, yang kebanyakan adalah pekerja kantor dari pusat kota terdekat. Sebagai filantropis, kontribusi beliau tidak hanya tercatat sebagai orang yang membangun Masjid Kampong Malaka saja, beliau juga berkontribusi besar dalam pembangunan masjid di Bencoolen Street. Pembuatan sumur dekat Fort Canning untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar. Beliau juga mewakafkan sebidang tanah untuk tempat pemakaman di daerah Victoria Street.
Selanjutnya, pada tahun 1857 beliau mewakafkan tanah dan ikut membangun Rumah Sakit Tan Tock Seng yang berada di Victoria Street dan Arab Street. Begitu juga dengan tanah dimana Katedral St Andrew berdiri merupakan tanah wakaf yang juga disumbangkan olehnya. Keberlanjutan praktik wakaf dan perkembangan wakaf di Singapura menjadi penting ketika memasuki abad ke-19, banyak lahan-lahan wakaf baru yang berasal dari wakaf para pedagang yang datang dari Yaman dengan membawa tradisi wakaf mereka dari tanah kelahirannya. Selain dari Yaman, wakaf juga dipraktikan oleh para pedagang dan penukar uang yang datang dari India. Mereka mulai dengan pembangunan Masjid Jamae di tahun 1820-an, diikuti oleh masjid-masjid lain dan mereka mendirikan sejumlah wakaf, seperti wakaf dari Ahna Ally Mohammad Kassim, sehingga Singapura sekarang memiliki total 14 wakaf yang berasal dari masyarakat India.
Perdagangan telah memainkan peran penting dalam menciptakan kekayaan dalam komunitas Muslim. Selain dari para pedagang Arab dan India, perkembangan wakaf pun ikut diramaikan oleh keturunan suku Bugis dari Indonesia. Di antaranya wakaf yang disumbangkan oleh Hajjah Daeng Tahira binti Daeng Tadaleh. Beliau mewakafkan hartanya untuk disalurkan kepada masjid-masjid, madrasah, fakir miskin, pengobatan bagi yang sakit, biaya pemakaman bagi Muslim miskin dan bagi umat Islam yang menderita bencana. Hal ini membuktikan bahwa peran dari wakif perempuan juga sangat dominan karena hampir sepertiga dari wakif dalam sejarah wakaf Singapura merupakan Perempuan.
Mari kita bersama mendukung gerakan wakaf untuk membesarkan umat dengan wakaf produktif. Mulai dari 20 ribu rupiah Sobat Derma Baitulmaal Muamalat bisa berwakaf melalui rekening:
Bank Muamalat 3400.999.999
Bank Syariah Indonesia 716.0222.225
An. Baitulmaal Muamalat/ BMM Wakaf
Sumber:
- M Ali Kettani. 2005. Minoritas Muslim: di Dunia Dewasa Ini, Penerjemah Zarkowi Soejoeti. Jakarta (ID): Rajagrafindo Persada.
- Sharon Siddique. 1989. Posisi Islam di Singapura. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara Jakarta (ID): LP3ES.
- Zaki Halim Mubarok. 2019. Peranan Wakaf Dalam Membangun Identitas Muslim. Jakarta (ID): UIN Syarif Hidayatullah.
Lengkapi amalan dengan berwakaf secara online lewat Ayowakaf. Caranya, klik gambar di bawah ini!