The Red House Berdiri Berkat Wakaf

Bagikan :

Perkembangan wakaf tidak hanya terjadi pada negara – negara muslim saja tetapi juga pada negara sekuler seperti Singapura. Dengan tipologi sekulernya bukanlah menjadi suatu permasalahan untuk bisa tumbuh dan berkembang dalam pengembangan agama Islam di Singapura meskipun secara konsep, negara sekuler adalah negara yang tidak mendukung orang beragama maupun orang yang tidak beragama. Negara sekuler juga dideskripsikan sebagai negara yang mencegah agama ikut campur dalam masalah pemerintahan, dan mencegah agama menguasai pemerintahan atau kekuatan politik serta ekonomi. Namun demikian, dibalik sistem yang sekuler tersebut, Islam mampu berkembang dengan baik di Singapura termasuk dalam bidang pengelolaan wakaf.

Meskipun muslim di Singapura menjadi bagian dari minoritas, namun tak sedikitpun hal tersebut mengikis semangat mereka untuk berwakaf. Hal tersebut terlihat dari pengelolaan wakaf di Singapura yang dilakukan secara maksimal, sehingga banyak aset wakaf mereka tak hanya bermanfaat bagi kaum yang membutuhkan tapi juga menyokong ekonomi negara. Seperti sebuah restoran yang bernama The Red House yang terletak di daerah Katong, Singapura. Di tahun 1957, Sheriffa Zain Mohamed Alsagoff mewakafkannnya kepada MUIS (Majelis Ugama Islam Singapura). Sheriffa adalah anak dari Syed Mohammed Alsagoff dan yang merupakan seorang filantropis dan berkontribusi besar dalam sejarah awal pendirian Singapura.

Sumber: GutBitez.com

The Red House yang terletak di 63 East Coast Road. Bangunan ini merupakan fitur ikonik dari Katong karena fasad khasnya yang berwarna merah, yang menciptakan kontras yang mencolok dengan ruko-ruko putih di sekitarnya. Kepemilikan dari bangunan ini berubah-ubah, awalnya Katong merupakan toko roti dan gula-gula. Kemudian pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Katong dikenal sebagai tempat peristirahatan tepi laut yang kuno di mana keluarga kaya Singapura membangun vila dan bungalow mereka sebelum dibeli oleh seorang pria Yahudi bernama Jim Baker. Pada tahun 1925, Jim Baker mengubah rumah tersebut menjadi Katong Bakery & Confectionary Company yang sangat terkenal sebagai toko kue terbaik di Singapura. Namun, di tahun 2003 The Red House terpaksa ditutup karena arsitekstur bangunan yang dinilai kurang aman. Tahun 2016, di bawah kendali WAREES Investment The Red House dibuka kembali ditempati oleh kedai kopi, dimana ada juga makanan halal dengan cita rasa khas.

Pada tahun 1957, ruko yang ditempati Katong Bakery & Confectionery dinyatakan sebagai aset wakaf bersama dengan 5 ruko tetangga lainnya. Tanah tersebut, bersama dengan ruko, telah dipercayakan kepada Dewan Ugama Islam Singapura (MUIS) oleh Sheriffa Zain Mohamed Alsagoff, seorang dermawan yang telah meninggal pada tahun 1948. Properti wakaf mengacu pada bangunan atau tanah yang telah dihibahkan atau dikehendaki oleh seorang Muslim untuk penggunaan amal di masa depan. Sheriffa milik keluarga Alsagoff yang memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Singapura awal. Mereka bahkan berperan dalam pembangunan Raffles Hotel. Dengan wakafnya, Sheriffa bertujuan untuk menggunakan pendapatan sewa untuk mendanai pendidikan cucunya dan untuk memelihara apotek gratis bagi orang miskin.

The Red House diusulkan sebagai pengembangan penggunaan campuran dari 42 unit hunian, 5 ruko, dan kedai kopi lokal. MUIS sengaja mempertahankan fasad merah ikonik bangunan tersebut dan bersumber dari penyewa yang menjual makanan panggang Halal dan hidangan lokal yang mirip dengan Katong Bakery & Confectionery. Proyek Rumah Merah selesai pada tahun 2016. Mulai Desember 2018, Heavenly Wang Cafe adalah penyewa yang menghadap ke depan properti. Kafe ini dilengkapi dengan ubin bunga retro, perabotan sekolah tua, dan kaleng biskuit tradisional. Pada tahun 2017, The Red House mendapat perhatian khusus dari Urban Redevelopment Authority atas upayanya dalam mempertahankan memori sosial yang akrab.

Selain itu, The Red House juga merupakan kali pertama sebuah pembangunan wakaf menerima anugerah AHA. Anugerah itu disampaikan oleh Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga merangkap Menteri Kedua Pembangunan Negara, Encik Desmond Lee kepada Ketua Pegawai Eksekutif (CEO) Warees Investments Pte Ltd, Encik Zaini Osman. Untuk mengetahui sejarah bangunan itu, pasukan The Red House telah mencari mantan kaki tangan yang pernah bekerja di kedai roti itu. Papan cerita mengenai sejarah bangunan itu diletakkan di bangunan itu agar warisan bangunan tidak pupus.

Mari kita bersama mendukung gerakan wakaf untuk membesarkan umat dengan wakaf produktif. Mulai dari 20 ribu rupiah Sobat Derma Baitulmaal Muamalat bisa berwakaf melalui rekening:

Bank Muamalat 3400.999.999
Bank Syariah Indonesia 716.0222.225

An. Baitulmaal Muamalat/ BMM Wakaf

Sumber:

  1. https://www.beritaharian.sg/setempat/wakaf-red-house-mendapat-anugerah-ura-kerana-menghidupkan-sejarah-lampau
  2. Roll-out for Katong Bakery.  https://www.asiaone.com/business/roll-out-katong-bakery
  3. Holmberg J. 1993. Heart of Katong. Newspaper SG.
  4. http://www.ghettosingapore.com/the-red-house-at-katong/
  5. https://wakaf.sg/documents/WHT_brochure.pdf
  6. https://www.muis.gov.sg/wakaf/About/What-is-Wakaf
  7. http://www.ghettosingapore.com/the-red-house-at-katong/
  8. https://wakaf.sg/documents/WHT_brochure.pdf

Lengkapi amalan dengan berwakaf secara online lewat Ayowakaf. Caranya, klik gambar di bawah ini!

cara pengelolaan wakaf