Mengenal Salahuddin Al-Ayyubi

Bagikan :

Salahuddin Al Ayyubi merupakan Panglima dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Salahuddin terkenal di dunia Islam karena Memimpin, Strategi militer, dan sifatnya yang ksatria dan Adil pada saat ia berperang melawan Ksatria Salib. Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang Ulama. Ia memberikan catatan kaki dan penjelasan kitab sunan hadits Abu Dawud.

Beliau adalah orang pertama yang mendapatkan gelar Khadim Al Haramin As Syarifain (Pelayanan Dua Masjid Suci). Gelar tersebut diberikan umat Islam pada masa itu, karena kontribusinya yang besar dalam memberikan akses dan kenyamanan para jamaah untuk menunaikan haji dari Mesir ke Makkah, baik jalur darat ataupun jalur laut. Terutama ketika armada militer laut Mesir di bawah Dinasti Ayyubiyah yang dikepalai komandan Hisamuddin, berhasil menahan armada militer tentara Salib di Laut Merah. Sebagian tentara itu kemudian ditahan di Madinah dan sebagian lain ditahan di Kairo. Gelar ini kemudian disematkan secara turun temurun kepada para penguasa Mesir. Program dan aktivitas pelayanan jamaah haji dan pengurusan dua masjid suci di Makkah dan Madinah terus dipertahankan oleh para penguasa mesir tersebut.

Sumber: Republika

Salahuddin juga mendirikan banyak bangunan wakaf untuk para jamaah haji dan amal wakaf lain untuk dua masjid suci. Beliau menggunakan dana wakaf dalam pembangunan infrastruktur untuk kelancaran ibadah haji. Dana wakaf juga disalurkan untuk kaum fakir miskin di Mekkah dan Madinah. Saat masih hidup, Sultan Salahuddin Al Ayyubi sangat gemar berwakaf.

Sultan Shalahuddin Al Ayyubi menjadi salah satu pemimpin yang mahsyur mengembangkan wakaf di bidang pendidikan sepeninggal Nuruddin Zanki. Beliau membangun sekolah di Kairo di samping tempat bersejarah yang dinisbatkan kepada Imam Al Husain bin Ali RA. Shalahuddin Al Ayyubi menetapkan wakaf terbaik untuk hal tersebut kemudian mendanainya dengan wakaf yang besar. Beberapa sekolah lain yang dibangun oleh Shalahuddin Al Ayyubi yakni sekolah untuk mazhab Hanafi (di Rumah Abbas bin Sallar), Sekolah untuk mazhab Syafi’I (di Zain An-Najjar, Mesir), Sekolah untuk mazhab Maliki (Madrasah Al Qamhiyyah, Mesir), dan sekolah di Al Quds Yerussalem (Al Madrasah Ash Shalafiyyah). Tak hanya itu, beliau mewakafkan dana yang besar untuk membangun sekolah berideologi Mazhab Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Banyak dari sekolah-sekolah berbasis wakaf ini menerima pelajar yang tinggal secara penuh di asrama sekolah. Selama mencari ilmu, mereka diberi tunjangan secara rutin. Konsep ini bahkan juga bisa kita temukan hari ini pada beberapa perguruan tinggi, salah satunya adalah Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir.

Dalam kegiatan sosial pun, beliau mewakafkan lahan di derah pantai Nastru untuk diberikan kepada janda dan yatim. Banyaknya penghasilan yang dihasilkan sektor perikanan mencapai sekitar 17.500 dinar. Lahan perkebunan pun juga diwakafkan untuk membiayai kehidupan para ulama di negerinya. Dalam rangka mensejahterakan ulama dan kepentingan misi mazhab Sunni Shalahuddin al-Ayyuby menetapkan kebijakan (1178 M/572 H) bahwa bagi orang Kristen yang datang dari Iskandar untuk berdagang wajib membayar bea cukai. Hasilnya dikumpulkan dan diwakafkan kepada para ahli yurisprudensi (fuqahaa’) dan para keturunannya. Wakaf telah menjadi sarana bagi dinasti al-Ayyubiyah untuk kepentingan politiknya dan misi alirannya ialah mazhab Sunni dan mempertahankan kekuasaannya. Dimana harta milik negara (baitulmaal) menjadi modal untuk diwakafkan demi pengembangan mazhab Sunni dan menggusus mazhab Syi’ah yang dibawa oleh dinasti sebelumnya, ialah dinasti Fathimiyah.

Mari kita bersama mendukung gerakan wakaf untuk membesarkan umat dengan wakaf produktif. Mulai dari 20 ribu rupiah Sobat Derma Baitulmaal Muamalat bisa berwakaf melalui rekening:

Bank Muamalat 3400.999.999
Bank Syariah Indonesia 716.0222.225

An. Baitulmaal Muamalat/ BMM Wakaf

Sumber:

  1. Vladimir Minorsky, The Prehistory of Saladin, Studies in Caucasian History, Cambridge University Press, 1957, hlm. 124-132.
  2. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/plgc14320/asal-gelar-pelayan-dua-masjid-suci-bukan-dari-arab-saudi
  3. https://www.sinergifoundation.org/shalahuddin-al-ayyubi-turut-kembangkan-wakaf-pendidikan/
  4. https://simbi.kemenag.go.id/eliterasi/storage/perpustakaan/provinsi/e76782c8-ec78-43b5-bc37-e8bc5665f12d/buku-digital/d4ee97547d-6553519990.pdf

Lengkapi amalan dengan berwakaf secara online lewat Ayowakaf. Caranya, klik gambar di bawah ini!

cara pengelolaan wakaf