Mengenal Rumah Sakit Al-Fustat yang Didanai oleh Wakaf

Bagikan :

Pada masa keemasan islam, ilmu kedokteran berkembang dan rumah sakit dibangun dimana-mana. Di Baghdad, terdapat rumah sakit yang dikepalai oleh Yuhanna bin Masawyh dan menjadi model sejumlah rumah sakit lainnya di kota itu. Salah satu yang paling terkenal yaitu Rumah sakit Al-Aududi. Tak cuma Baghdad, di beberapa wilayah lainnya, ilmu kedokteran Islam juga terus mengalami perkembangan. Di ibu kota Mesir lama, yakni Fustat misalnya, seorang seorang Gubernur Mesir pada masa dinasti Abbasiyah (868 – 905 M) bernama Ahmad Ibn Tulun membangun sebuah rumah sakit pada 872 M. Rumah sakit ini menjadi pusat pengobatan di Mesir selama 6 abad. Adapun yang menjadikannya berbeda dari rumah sakit lainnya, yakni terdapat akademi kedokteran dan perpustakaan yang kaya literatur medis di dalamnya. Perpustakaan luas juga menempel di rumah sakit, berisi buku paling mutakhir sebanyak 100.000 jilid. Untuk memberikan perbandingan dengan kemajuan literatur barat, perpustakaan terbesar abad ke-14 di Eropa, di Universitas Paris, hanya terdiri dari hanya 400 jilid buku saja.

Sumber: Wikipedia

Dalam buku Faith dan Mental Health: Religious Resources for Healing yang ditulis oleh Harold G. Koenig, Al-Fustat disebut sebagai rumah sakit pertama yang menyediakan perawatan serta bangsal khusus bagi pasien gangguan kejiwaan. Sehingga merupakan rumah sakit jiwa pertama yang pernah ada di dunia. Rumah sakit ini memiliki manajemen rumah sakit yang lebih modern dan maju dibanding pusat pengobatan di negeri lain. Sultan Ahmad Ibn Tulun secara sukarela memberika kebebasan biaya untuk pasiennya, mulai dari perawatan, obat hingga makan. Ahmad menjadi pemimpin yang membawa Islam berjaya di bidang kesehatan. Sebab, Al-Fustat dikenal memiliki reputasi apik di seluruh dunia dan menjadi acuan dalam perawatan terhadap pasien gangguan jiwa. Pada eranya, rumah sakit ini sudah punya manajemen perawatan modern, spesifik, dan lebih maju di masanya. Untuk melengkapi pelayanan, fasilitas rumah sakit juga dilengkapi oleh tempat pemandian yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Konsep perawatan pasien di Al-Fustat bahkan masih ditemui pada perawatan rumah sakit masa kini pasien yang dirawat diberi pakaian khusus pasien dan ditempatkan terpisah dari pasien lain. Sementara, baju dan barang berharga akan dititipkan kepada petugas rumah sakit sampai pasien boleh dinyatakan pulang.

Selain itu, rumah sakit ini juga memiliki kebun yang berisi tanaman obat dan rempah-rempah yang berada di sekitar rumah sakit. Tanaman tersebut dipergunakan untuk memasok kebutuhan bahan dasar obat-obatan di rumah sakit. Sultan Ahmad Ibn Tulun juga diketahui membangun rumah obat di samping Masjid Tulun yang berada satu kompleks dengan rumah sakit. Walau dilengkapi dengan beragam fasilitas, biaya perawatan, obat, makan, bahkan perpustakaan dan sekolah kedokteran Rumah Sakit Al-Fustat digratiskan. Sultan yang merupakan pendiri dinasti Tuluniyah ini membiayai kesemuanya dari dana wakaf. Terobosannya menopang operasional rumah sakit lewat wakaf kemudian dicontoh para pemimpin khalifah Islam lainnya. Dalam buku Lost Islamic History: Reclaiming Muslim Civilisation from the Past yang ditulis oleh Firas Alkhateeb, disebutkan upaya Ahmad untuk membangun semua fasilitas tersebut menghabiskan sekitar 60 ribu dinar emas. Reputasi rumah sakit ini sangat terkenal dan baru bisa disaingi oleh Rumah Sakit Adudi di Bagdad yang berdiri pada tahun 980.

Mari kita bersama mendukung gerakan wakaf untuk membesarkan umat dengan wakaf produktif. Mulai dari 20 ribu rupiah Sobat Derma Baitulmaal Muamalat bisa berwakaf melalui rekening:

Bank Muamalat 3400.999.999
Bank Syariah Indonesia 716.0222.225

An. Baitulmaal Muamalat/ BMM Wakaf

Sumber:

  1. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/09/22/ncakx2-jejak-ilmu-kedokteran-era-islam-di-baghdad-dan-al-fustat
  2. https://tirto.id/ahmad-ibn-tulun-pencetus-perawatan-medis-modern-cqkK
  3. D. Harold G Koenig. 2005. Faith and Mental Health: Religious Resources for Healing. Templeton Press.
  4. Firas Alkhateeb. 2014. Lost Islamic History: Reclaiming Muslim Civilisation From The Past. London: Hurst & Company.

Lengkapi amalan dengan berwakaf secara online lewat Ayowakaf. Caranya, klik gambar di bawah ini!

cara pengelolaan wakaf