Kenal dengan Bimaristan Wakaf

Bagikan :

Wakaf tak hanya berperan dalam membangun pendidikan umat Islam, fasilitas sosial, hingga ekonomi negara saja. Dalam perkembangannya, wakaf juga memiliki peran signifikan dalam bidang kesehatan. Hal ini bahkan dimulai sejak abad pertama Hijriyah. Bimaristan yang merupakan wakaf kesehatan berupa rumah sakit sekaligus sebagai lembaga pendidikan kesehatan di masa kejayaan Islam. Mustafa Assiba’I dalam bukunya Min Rawa’I Hadharatina menyebutkan bahwa salah satu jenis wakaf yang utama pada masa kejayaan peradaban Islam adalah wakaf kesehatan yaitu rumah sakit yang disebut dengan Bimaristan dan lembaga pendidikan kedokteran.

Sumber: Republika

Bimaristan tidak hanya berfungsi untuk mengobati pasien tetapi juga sebagai lembaga pendidikan kedokteran. Diantara Bimaristan wakaf yaitu, Bimaristan Walid bin Abdul Malik. Ini merupakan Bimaristan wakaf pertama yang dibangun pada masa Khalifah Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik di Damaskus tahun 88 H yang kemudian mempekerjakan para dokter dan perawat untuk memberikan pengobatan dan perawatan kepada pasien. Al-Walid memperlihatkan perhatian khusus kepada para penderita kusta dan melarang mereka untuk meminta-minta. Ia juga mewakafkan sebuah tempat untuk persinggahan mereka dan memberikan subsidi rutin kepada mereka. Di samping itu, ia juga memerintahkan kepada setiap orang yang cacat untuk diberikan seorang pembantu dan mereka yang sedang buta mendapat seorang penunjuk jalan.

Selanjutnya Bimaristan wakaf kedua yang didirikan ialah Bimaristan Al-Fusta. Bimaristan Al Fusta ini dibangun oleh Ahmad bin Thulun di Mesir, Kota Al-Fustat (sekarang Kairo) pada 872 M yang menghabiskan dana 60 ribu dinar. Setiap hari jum’at ia mendatangi Bimaristan yang dibangun untuk memeriksa kondisi pasien. Pembangunan Bimaristan ini dilengkapi dengan perpustakaan yang kaya akan literatur medis. Meskipun rumah sakit ini dibangun dengan biaya yang sangat mahal, namun semua pasien mendapatkan pelayanan kesehatan gratis tanpa ada pungutan biaya sepeserpun, ditambah lagi gaji dan biaya operasional serta biaya perawatan dan obat-obatan, semuanya ditanggung oleh negara. Tak hanya itu, ruang inap bagi pasien wanita dan lelaki pun terpisah, perpustakaan yang disediakan juga sangat lengkap. Dan yang lebih hebatnya lagi, Rumah sakit Al-Fusta memiliki ruang perawatan kesehatan mental yang merupakan fasilitas yang langka ditemukan pada era modern saat ini.

Bimaristan ketiga yang dibangun ialah Bimaristan Al-Nuri. Bimaristan ini dibangun oleh Nuruddin Zanki yang berlokasi di Damaskus. Bimarisan Al-Nuri didirikan pada Abad ke-7 Masehi. Ibnu Jabir sebagai penjelajah mengatakan bahwa Nuruddin Zanki memiliki daftar pasien dan memberikan biaya yang diperlukan untuk obat-obatan, makanan, dan lain-lain. Setiap hari dokter memeriksa pasien dan menyiapkan obat-obatan. Ibnu Katsir menambahkan bahwa Nuruddin Zanki mewakafkan Bimaristan hanya untuk fakir miskin. Swelain itu, rumah sakit ini tercatat dalam sejarah sebagai rumah sakit yang pertama kalinya menggunakan system rekam medis.

Bimaristan Al-Mansyuri ialah wakaf Bimaristan keempat yang dibangun. Bimaristan ini disebut dengan Bimaristan Qalawun di Cairu tahun 673 H. Untuk biaya operasionalnya, ia mewakafkan properti yang menghasilkan serubu dirham setiap tahunnya. Bimarstan ini dilengkapi dengan masjid, sekolah, dan perpustakaan. Untuk mempercepat proses penyembuhan pasiennya, pihak Bimaristan akan melakukan pertunjukan komedi. Semua orang dilayani secara gratis bahkan pasien yang sembuh dan pulang diberikan pakaian dan uang yang cukup sampai mampu bekerja, yang meninggal diberikan pelayaanan secara gratis dari mulai memandika, mengkafani, dan menguburkan. Dalam tahap penyembuhan, pasien akan dipindahkan diruangan khusus.

Berikutnya adalah Bimaristan Al-Adhudi. Bimaristan ini dibangun oleh Daulah Bin Buwaih tahun 371 H di Baghdad yang menghabiskan dana yang sangat banyak. Bimaristan ini mempekerjakan 24 dokter, memiliki fasilitas pendukung seperti perpustakaan, apotek, dapur, dan gudang. Adapun pengelolaan pada rumah sakit ini antara laki-laki dan perempuan dirawat di ruangan berbeda. Ruangan pun di desain sesuai dengan berbagai jenis penyakitnya. Ada ruangan penyakit dalam seperti sakit mata, jantung, tulang. Ada pula khusus penyakit bagian luar. Setiap bagian terdiri dari para dokter dan dikepalai dokter ahli yang biasa disebut dengan Sa`ur. Pembersihan ini dilakukan oleh beberapa pegawai dengn gaji tertentu. Penangan pasien dilakukan dengan penuh perhatian. Jika penyakitnya tergolong ringan, maka dia cukup diperiksa dan diberi obat. Namun, jika butuh opname maka namanya akan dicatat, dibersihkan di kamar mandi, diberi pakaian khusus, dan ditempatkan di ruangan sesuai jenis peyakitnya. Pemberian makanan dengan piring dan gelas berbeda dan tidak boleh digunakan pasien lain.

Dibangun juga Bimaristan lain yaitu Bimaristan Harun Ar-Rasyid diBaghdad. Bimaristan ini dibangun Harun Ar-Rasyid karena perhatiannya yang besar pada kesehatan dan fasilitas pelayanannya, mendorongnya untuk mewakafkan harta bendanya untuk membangun kota terpadu. Ibnu Jabir menyebutkan bahwa di Baghdad terdapat kota terpadu yang megah, di dalamnya ada rumah sakit, pasar, rumah-rumah, taman-taman yang indah sebagai wakaf produktif yang hasilnya untuk membiayai operasional atau kebutuhan rumah sakit, pasien, dokter, apoteker, dan mahasiswa kedokteran.

Setiap Bimaristan memiliki aula yang besar untuk perkuliahan kedokteran yang mengajarkan ilmu kedokteran, perpustakaan yang memiliki banyak koleksi buku kedokteran dan buku-buku lainnya yang diperlukan para dokter dan mahasiswa. Sebagai contoh di Bimaristan Ibnu Thulun di Cairo memiliki perpustakaan dengan koleksi buku lebih dari 100 ribu buku. Masih banyak Bimaristan wakaf yang ada di negeri-negeri Islam lainnya seperti di Andalusia, Turki Utsmani yang memiliki peran yang besar dalam kesehatan khususnya kesehatan fakir miskin.

Kejayaan Bimaristan wakaf pada masa lalu, mendorong banyak pihak di berbagai negara untuk menggerakkan kembali wakaf kesehatan. Termasuk di Indonesia. Di Kuwait, untuk mewujudkan peran wakaf dalam bidang kesehatan, antara lain dibangun Pusat Kuwait untuk Penderita Autis oleh Kuwait Awqaf Public Foundation (KAPF). Para penderita autis selain diberikan perawatan dan pengobatan, diberikan juga pendidikan dan pengajaran. Masyarakat juga diedukasi tentang pentingnya memberikan perhatian terhadap penyakit autis sebagai salah satu penyakit yang tersebar luas di dunia.

Mari kita bersama mendukung gerakan wakaf untuk membesarkan umat dengan wakaf produktif. Mulai dari 20 ribu rupiah Sobat Derma Baitulmaal Muamalat bisa berwakaf melalui rekening:

Bank Muamalat 3400.999.999
Bank Syariah Indonesia 716.0222.225

An. Baitulmaal Muamalat/ BMM Wakaf

Sumber:

  1. https://www.sinergifoundation.org/bimaristan-wakaf-di-bidang-kesehatan/
  2. Majalah Al-Hikmah
  3. https://www.bwi.go.id/4675/2020/03/30/wakaf-kesehatan-di-era-kejayaan-peradaban-islam/
  4. https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2015/09/08/77625/rumah-sakit-pertama-di-dunia-islam-mendahului-barat-1.html
  5. http://akhwatfillaah.blogspot.com/2015/12/biaya-rumah-sakit-gratiswhy-not.html

Lengkapi amalan dengan berwakaf secara online lewat Ayowakaf. Caranya, klik gambar di bawah ini!

cara pengelolaan wakaf