Di beberapa negara muslim, perkembangan wakaf juga mengalami pasang surut dan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan politik di berbagai negara tersebut. Akan tetapi mereka mampu bertahan mengelola wakaf dengan baik dan terbukti mampu dirasakan oleh warga negara yang bersangkutan. Seperti Arab Saudi, Mesir, Pakistan, Turki dan lain-lain.
Di Turki pengelolaan wakaf tergolong sangat baik. Dimana hal ini dapat terlihat pada banyaknya asset yang dikelola oleh Dirjen Wakaf Turki. Pengelolaan tersebut telah dapat dirasakan oleh banyak masyarakat di Turki. Keberhasilan pengelolaan wakaf di Turki tidak lepas dari dukungan penuh dari pemerintah dan nadzhir-nadzhir yang kompeten dalam dunia bisnis dan investasi. Hal ini di tunjukan dengan pengelolaan wakaf mayoritas dilakukan secara produktif seperti bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di Turki.
Yuk, simak artikel berikut ini yang admin ayowakaf.com rangkum tentang pengelolaan wakaf di Turki yang bisa dijadikan contoh dalam pengembangan pengelolaan wakaf di Indonesia.
PROFILE NEGARA TURKI
Turki Asia dan Turki Eropa dipisahkan oleh selat Bosporus, Laut Marmara, dan selat Dardanella. Rute perairan sempit ini menjadi salah satu jalur laut paling strategis di dunia. Turki Asia, di sebut Anatolia (Anadolu dalam bahasa Turki), sering disebut sebagai Asia Kecil. Dua pegunungan utama melintasinya dari arah timur ke barat. Di utara, Pegunungan Anatolia Utara (sistem pegunungan Pontic) mengikuti pantai Laut Hitam. Di selatan, Pegunungan Taurus mengikuti pantai Laut Mediterania. Kedua pegunungan ini bertemu di dataran tinggi Anatolia timur.
Turki Eropa, atau Thrace, adalah apa yang tersisa dari wilayah luas kerajaan Turki di Eropa di masa lalu. Thrace, daerah dataran rendah dan bukitbukit, memiliki garis pantai terjal. Pegunungan rendah membentang dari perbatasan Bulgaria di sepanjang pantai Laut Hitam.
Adapun kondisi masyarakat Turki cenderung terpengaruh oleh Eropa baik sejak masa reformasi dinasti Utsmani pada abad ke-19 dan masa republik di abad 20 hingga masuknya Turki menjadi anggota Uni Eropa pada awal abad 21. Baru-baru ini, pemerintah yang berasal dari partai Islam nampaknya mulai memimpin tawaran Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa, ini bisa menjadi celah bagi terjadinya rekonsiliasi antara sekularisme Kemalian dengan konstitusionalisme dan perlindungan hak asasi manusia.
SEJARAH WAKAF DI TURKI
Sejarah wakaf di Turki dapat dikatakan sangat tua. Di Negara ini, wakaf dikenal dengan sebutan vakvive, yang mengandung arti pelayanan publik untuk mempromosikan moralitas, kebajikan, penghargaan, dan cinta dalam masyarakat. Sejak masa kekuasaan Turki Utsmani wakaf telah menghidupi berbagai pelayanan publik dan menopang pembiayaan berbagai bangunan seni dan budaya. Jenis wakaf yang populer pada masa itu adalah berbagai jenis properti yang tidak bergerak dan wakaf tunai, yang telah dipraktekkan sejak awal abad ke-15 M. Tradisi ini secara ekstensif terus berlangsung sepanjang abad ke-16 M sedangkan pada masa pemerintahan Ottmaniah di Turki, dana wakaf berhasil meringankan pembelanjaan negara. Terutama untuk menyediakan fasilitas pendidikan, sarana perkotaan dan fasilitas umum lainnya.
Sebagaimana diketahui, wakaf di Turki pernah mencapai masa-masa keemasan. Bekas-bekas itu masih tampak jelas dari sejumlah momentum hidup yang dapat dijumpai di berbagai tempat di Turki, seperti sekolah, masjid, gedung kesenian dan kebudayaan, rumah sakit, perpustakaan, hotel, dan sebagainya. Bahkan di tahun 1923, dua pertiga dari total tanah yang potensial untuk ditanami di negeri tersebut merupakan tanah wakaf.
Menurut M.A. Mannan, Turki mempunyai sejarah terpanjang dalam pengelolaan wakaf, yang mencapai keberhasilannya di zaman Utsmaniyyah, di mana harta wakaf pada tahun 1925 diperkirakan mencapai ¾ dari luas tanah yang produktif. Pusat administrasi wakaf dibangun kembali setelah penggusurannya pada tahun 1924. Sekarang, bank waqf & finance corporation telah didirikan untuk memobilisasi sumber-sumber wakaf dan untuk membiayai bermacam-macam jenis proyek joint venture. Tiga lembaga wakaf terbesar Turki adalah Turkiye Diyanet Vakfi, Mahmud Hudayi Vakfi, dan Hakyol Vakfi.
Fakta yang menarik dari Turki adalah semua lembaga sosial di Turki yang menggunakan kata Vakfi atau wakaf di belakang namanya. Hal ini menunjukkan sangat kuatnya pengaruh wakaf sejak zaman kekhalifahan Ottoman, dan di tambah satu lembaga kemanusiaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan wakaf atau dikenal dengan nama Insani Yardim Vakfi.
Berdasarkan tahun berdirinya wakaf di Turki dibedakan menjadi tiga jenis: Pertama, wakaf peninggalan zaman Saljuk dan Turki Ustmani. Kedua, wakaf Mazbutah, dikelola oleh Dirjen Wakaf. Ketiga, wakaf Mulhaqah, dikelola oleh Mutawalli (Nazhir) dan disupervisi oleh Dirjen Wakaf.
Dalam praktiknya Dirjen Wakaf memiliki kewenangan untuk mengelola wakaf Mazbutah dan juga mengawasi wakaf Mulhaqah. Selain itu, Dirjen Wakaf juga bertugas mengawasi berbagai macam wakaf baru.
Selama periode pemerintahan Republik, wakaf telah memperoleh identitas baru. Berdasarkan hukum tersebut, pemerintah Republik Turki membentuk Vakiflar Genel Mudurlugu (Direktorat Jendral Wakaf) yang bertugas menjalankan semua tugas Kementrian Wakaf yang dahulu berlaku pada era Kesultanan Turki Utsmani. Bahkan pada tahun 1983, Kementrian Wakaf dibentuk secara khusus untuk mengawasi tata kelola wakaf.
Pemerintah Republik Turki telah menetapkan berbagai regulasi wakaf berdasarkan hukum sipil Turki, diantaranya: Pertama, wakaf harus mempunyai dewan manajemen (pasal 77). Kedua, Dirjen Wakaf harus melakukan supervisi (pasal 78). Ketiga, Harus diaudit minimal 2 tahun. Keempat, Dirjen Wakaf berhak memperoleh 5% dari net income wakaf sebagai supervisi dan audit.
Selain itu, Dirjen Wakaf mengelola (melakukan kerjasama) sejumlah wakaf yang berwujud investasi di berbagai bisnis, seperti Ayvalik and Aydem Olive Oil Corporation, Tasdelen Healthy Water Corporation, Auqaf Guraba Hospital, Taksim Hotel (Sheraton), Turkish Is Bank, Aydir Textile Industry, Black Sea Copper Industry, Contruction and Export/Import Corporation, Turkish Auqaf Bank, dan Singkatnya potensi dan jumlah wakaf di Turki sangat besar.
Dari aspek pemanfaatan wakaf telah digunakan untuk melayani berbagai kebutuhan sosial, layanan kesehatan dan pendidikan. Salah satu contoh layanan kesehatan adalah wakaf rumah sakit yang dipersembahkan oleh ibunda Sultan Abdul Mecit kemudian dikenal dengan Bezmi Alan Valid Sultan Guraki Muslim pada tahun 1843. Hingga kini, rumah sakit ini masih berdiri megah dan juga merupakan salah satu rumah sakit modern di kota Istambul. Rumah sakit ini dilengkapi dengan 1425 tempat tidur, dan kurang lebih 400 dokter, perawat dan staf.
Pengelolaan wakaf di Turki dikelola oleh direktorat jendaral wakaf dalam bentuk masjid, asrama mahasiswa, rumah untuk usaha, hotel, took, apartemen, property dan lain-lain. Selain itu Selain itu, Dirjen Wakaf mengelola (melakukan kerjasama) sejumlah wakaf yang berwujud investasi di berbagai bisnis, seperti Ayvalik and Aydem Olive Oil Corporation, Tasdelen Healthy Water Corporation, Auqaf Guraba Hospital, Taksim Hotel (Sheraton), Turkish Is Bank, Aydir Textile Industry, Black Sea Copper Industry, Contruction and Export/Import Corporation, Turkish Auqaf Bank, dan Singkatnya potensi dan jumlah wakaf di Turki sangat besar.
Pengelolaan wakaf di Turki baik dari sisi kesejarahan, pembentukan hukum dan pengelolaan aset khususnya aset wakaf produktif telah berkembang pesat dan setidaknya memberikan kontribusi bagi negara dan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Tampak sisi kelembagaan, tatakelola, dan penyaluran hasil wakaf telah memberikan implikasi besar bagi negara Turki. Setidaknya dengan memposisikan aset wakaf dikembangkan secara produktif telah memperkuat fungsi wakaf dalam tranasformasi umat Islam secara spesifik. Dalam konteks inilah, sangat mungkin ikhtiyar yang sduah dilakukan wakaf Turki dalam diambil sisi-sisi produktivitas aset secara lebih integratif untuk pengembangan wakaf di Indonesia.
Lengkapi amalan dengan berwakaf secara online lewat Ayowakaf. Caranya, klik gambar di bawah ini!